Settingan Router Mikrotik Sebagai Access Point

Posted by Erixon Saturday, May 20, 2017 0 comments
Pernah dari teman semua mengalami masalah dengan WiFi yang diperoleh dari sebuah Repeater di tempat sobat? Instalasi Repeater sebagai penguat sinyal WiFi memang memudahkan pemakainya tanpa harus memikirkan jalur kabel yang harus dibuat. Namun router dengan mode repeater memiliki kendala dengan kondisi ruang yang agak tertutup, sinyal yang diteruskan terkadang tidak diterima dengan baik oleh Repeater dan mengakibatkan WiFi yang dipakai hilang timbul. Inilah yang menjadi penyebab masalah internet lambat atau bahkan putus sambung.


Dengan Mensetting Router sebagai Access Point, data yang diperoleh dari router utama tidak mengalami gangguan dengan kabel sebagai media transmisinya. sehingga WiFi yang dipancarkan pada Router sebagai Access Point dikatakan sama kuatnya dengan Router utama.
Berikut langkah-langkah yang dapat sobat lakukan ketika ingin mensetting Router sebagai Access Point: (kasus disini menggunakan Router Merk Mikrotik RB 951 ui, apabila ingin menggunakan router lain konsepnya sama, yakni dengan mode DHCP diset disable) :

IP > Bridge
Bridge semua port ether 1 sampai dengan ether 5 dan wifi





IP > Address
Buat Ip local address, IP tidak boleh sama dengan IP router utama ataupun IP perangkat lainnya, misalnya 192.168.1.2/24, arahkan pada interfaca bridge1.



IP > DNS
Inputkan IP DNS misalnya dalam kasus ini 202.162.192.10 dan 202.162.192.10 (bisa diperoleh dari ISP anda berlangganan.



IP > Route
Inputkan IP Gatewaynya
(IP gateway diisi dengan IP lokal Router Utama)





Access Point memerlukan penarikan kabel LAN dari Router utama menuju router yang dijadikan sebagai Access Point. Kendala yang biasa dialami biasanya jalur yang dilalui tergantung oleh bentuk bangunan yang rumit.

Baca Selengkapnya ....

Tutorial Setting Router Mikrotik

Posted by Erixon Thursday, May 18, 2017 0 comments

Mikrotik Routerboard 951 UI 
Ada dari teman-teman semua menggunakan provider internet dirumahnya? atau di kantor? sekolah?. pernah melihat benda disampin ini?Router adalah sebuah alat untuk mengirimkan paket data melalui jaringan atau internet untuk dapat menuju tujuannya, proses tersebut dinamakan routing. Salah satu produk yang biasa dijumpai di lapangan adalah Router Mikrotik. Mikrotik adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer menjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk IP network dan jaringan wireless, cocok digunakan oleh ISP, provider hotspot dan lain-lain.
Berikut penjelasan yang penulis terima dari lapangan tentang bagaimana mensetting Router Mikrotik sebagai Router Utama, (uji coba tes pada RB 951Ui-2Hnd)

Hubungkan kabel Lan dari Laptop anda ke ether 2 di router
(note: IP dapat anda dapatkan dari provider ISP anda berlangganan. IP disini sebagai contoh saja,)

lalu ikuti langhkah-langkah berikut :

1.Login ke Router Menggunakan Winbox
  1. Klik 2x pada list seperti pada gambar (untuk user login default menggunakan admin dan password dikosongkan).
  2. kemudian klik button Connect.





2. Bridge Port
  1. Pada list menu di sebelah kiri, pilih menu Bridge, seperti pada gambar di atas. klik tanda tambah (+) kemudian OK. Jika sudah, hasilnya terlihat seperti di bawah ini.


  1.  Di tampilan kerja yang sama untuk membridge ether,


  1. pilih menu Ports, 
  2. klik tanda tambah (+),
  3. di text box Interface pilih ether 2,
  4. di text box Bridge, pastikan berada pada bridge1 yang telah dibuat sebelumnya.
  5. setelah itu klik button Apply,
  6. kemudian untuk membridge ether3, ether 4 dan selanjutnya pilih button Copy, lakukan perulangan langkah 3 sampai dengan 6 sampai dengan selasai.
Jika merasa bingung, bisa diperhatikan gambar dibawah ini.


Hasil Bridge jika sudah selesai, dapat dilihat seperti gambar di bawah ini.


Setting IP, DNS, Gateway, dan DHCP Server, dan Wireless, NAT

1. Setting IP  Public dan Local


  1. klik Pada list menu IP, 
  2. pilih Addresses,
  3. kemudian klik tanda tambah (+),
  4. tahap pertama, input IP publik pada text box address misalnya : 110.232.4.200/27, kemudian arahkan pada text box Interface sebagai ether1, kemudia klik apply dan ok. Textbox Network akan terisi sendiri setelah mengisikan IP dan menklik button Apply.
  5. tahap kedua, lakukan langkah 3, dan input IP local misalnya 192.168.1.1/24, kemudian arahkan pada textbox Interface sebagai bridge1, kemudia klik apply dan ok. Textbox Network akan terisi sendiri setelah mengisikan IP dan menklik button Apply.

Penjelasan di atas dapat diuraikan pada gambar di bawah ini.




2. Setting DNS




  1. klik pada list menu IP,
  2. kemudian pilih DNS, akan tampil form menu DNS Settings
  3. input IP pada textbox Server  202.162.192.10,
  4. lalu klik tanda segitiga kebawah, sehingga tampil textbox kosong, 
  5. input dengan IP 202.162.192.11
  6. centang pada allow remote request
  7. Klik Ok





Sudah sama seperti dibawah ini?


3. Setting Gateway

  1. klik list menu IP,
  2. plih Routes, akan tampil form Route list,
  3. kemudian klik tanda tambah (+), akan tampil form New Route,
  4. pada textbox Gateway, input IP misalnya 110.232.4.1
  5. kemudian klik OK.

Penjelasan langkah di atas telah diuraikan pada gambar dibawah ini.


Hasilnya adalah sebagai berikut



 4. Setting DHCP Server

  1. klik pada list Menu IP,
  2. pilih DHCP Server
  3. klik pada button DHCP Setup


pada form DHCP Setup, pilih bridge1, kemudian Next.


Klik Next
Klik Next


Klik Next

Klik Next

Klik Next


Setelah selesai, akan ada notifikasi "Setup has complered successfully"


5. Setting Wireless

  1. klik pada list Wireless, 
  2. klik pada baris wlan1,
  3. kemudian klik tanda centang, untuk mengaktifkan fitur wifi pada router



Setting Password Wifi

  1.  klik pada list menu Wireless,
  2.  pilih submenu Security Profiles,
  3. klik tanda tambah (+), akan tampil form New Security Profiles. centang pada box tkip, isikan password yang dikehendaki pada textbox WPA Pre-Shared Key dan WPA2 Pre-Shared Key, minimal 8 digit. Name default nya adalah profile1, dapat diganti sesuai dengan keinginan.
  4. klik Ok.
langkah-langkah diatas dapat dilihat pada gambar dibawah ini.



Setting Mode Wifi
  1. klik pada list menu Wireless
  2. kemudia klik 2x pada baris wlan1 (tertera di gambar), akan tampil form interface <wlan1>
  3. pilih submenu wireless
  4. ubah tampilan menjadi advance mode, dengan mengklik button Advance mode/ Simple Mode
  5. pada textbox mode, ganti menjadi ap bridge
  6. pada textbox band, ganti menjadi 2GHz-B/G/N
  7. pada textbox SSID, isikan nama WIFI sesuai dengan keinginan anda
  8. pada textbox Security profiles, pilih profile1
  9. kemudia klik Ok,



Jika sudah anda dapat mengecek Wifi yang sudah anda buat, jika belum ada pastikan lakukan langkah diatas dengan benar. Contoh wifi yang sudah berhasil seperti pada gambar.


permasalahan routing dalam sebuah jaringan biasanya router bekerja antara jaringan lokal dan jaringan publik sehingga dengan demikian sebuah router harus mampu menjalankan Network Address Translation atau biasa disebut NAT. 
Network address Translation atau NAT berfungsi mengganti ip address pada setiap paket data yang keluar dari komputer user (ip address private) menjadi ip address publik sehingga komputer user dalam hal ini bisa terkoneksi dengan jaringan internet


  1. klik pada list menu IP,
  2. pilih Firewall
  3. kemudia pilih submenu NAT, akan tampil form New NAT Rule
  4. klik ke submenu Action
  5. di textbox action, pilih masquerade.
  6. klik button Ok




Router Mikrotik masih memiliki beragam konfigurasi settingan kompleks lainnya yang tidak dapat dilakukan dengan router biasa, diantaranya:

  1. Pengaturan koneksi internet dapat dilakukan secara terpusat dan memudahkan untuk pengelolaannya.
  2. Konfigurasi LAN dapat dilakukan dengan hanya mengandalkan PC Mikrotik Router OS dengan hardware requirements yang sangat rendah.
  3. Blocking situs-situs terlarang dengan menggunakan proxy di mikrotik.
  4. Pembuatan PPPoE Server.
  5. Billing Hotspot.
  6. Memisahkan bandwith traffic internasional dan local, dan lainnya.

Jika ada permasalah dari router yang anda miliki, dan membeli router dengan merk mikrotik dan ingin instalasi. dapat mengikuti langkah-langkah diatas. jangan lupa untuk mengganti login ke menu router setelah selesai. Apabila ada saran atau kritik ataupun masukan, bisa di posting di kolom komentar. Sekian dan terima kasih,

Kunjungi juga blog kami di https://wikinetworkengineer.blogspot.co.id


Baca Selengkapnya ....

Bagaimana Cara Menghitung Subnetting

Posted by Erixon Wednesday, May 17, 2017 0 comments
Kali ini saatnya untuk berbagi artikel pembelajaran mengenai teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.



Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:


Subnet Mask
Nilai CIDR
255.128.0.0
/9
255.192.0.0
/10
255.224.0.0
/11
255.240.0.0
/12
255.248.0.0
/13
255.252.0.0
/14
255.254.0.0
/15
255.255.0.0
/16
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30



SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Ok, sekarang mari kita langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu: 
  • Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  • Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
  • Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.

Subnet
192.168.1.0
192.168.1.64
192.168.1.128
192.168.1.192
Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129
192.168.1.193
Host Terakhir
192.168.1.62
192.168.1.126
192.168.1.190
192.168.1.254
Broadcast
192.168.1.63
192.168.1.127
192.168.1.191
192.168.1.255


Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.


Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B

Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.

Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30
  
 Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).

Penghitungan:
  •     Jumlah Subnet =  2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  •     Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
  •     Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  •     Alamat host dan broadcast yang valid?


Subnet
172.16.0.0
172.16.64.0
172.16.128.0
172.16.192.0
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.64.1
172.16.128.1
172.16.192.1
Host Terakhir
172.16.63.254
172.16.127.254
172.16.191.254
172.16.255.254
Broadcast
172.16.63.255
172.16.127.255
172.16.191.255
172.16..255.255


Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Penghitungan:

  1.     Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
  2.     Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
  3.     Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
  4.     Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
172.16.0.0
172.16.0.128
172.16.1.0
172.16.255.128
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.0.129
172.16.1.1
172.16.255.129
Host Terakhir
172.16.0.126
172.16.0.254
172.16.1.126
172.16.255.254
Broadcast
172.16.0.127
172.16.0.255
172.16.1.127
172.16.255.255


Jika Anda masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan.



SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
  3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
10.0.0.0
10.1.0.0
10.254.0.0
10.255.0.0
Host Pertama
10.0.0.1
10.1.0.1
10.254.0.1
10.255.0.1
Host Terakhir
10.0.255.254
10.1.255.254
10.254.255.254
10.255.255.254
Broadcast
10.0.255.255
10.1.255.255
10.254.255.255
10.255.255.255

Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya 
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2. 
Selamat belajar, semoga bermanfaat.


Baca Selengkapnya ....